Bangunan Monumen merupakan salah satu bentuk perwujudan dari sebuah penghargaan dari Negara atas jasa-jasa yang telah dilakukan seseorang yang dapat dikategorikan sebagai Pahlawan Bangsa. Salah satu bentuk monumen yang ada di Nganjuk adalah monumen Dr.Soetomo.
Dr.Soetomo merupakan salah satu pahlawan Pergerakan Nasional yang asli berasal dari Nganjuk. Untuk menghormati beliau dibangunlah sebuah monumen sebagai saksi sejarah tentang keberadaan dan kepahlawanannya dalam membela Nusa dan Bangsa
Beberapa pihak masih ada yang belum percaya atau meragukan bahwa Dr.Soetomo asli berasal dari Nganjuk kota kita yang tercinta ini. Dilatar belakangi hal tersebut maka di sini dipaparkan bagaimana proses sampai terbangunnya monumen Dr.Soetomo yang berlokasi di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Menurut Sukoco salah satu pemerhati sejarah bumi Anjuk Ladang, menyatakan bahwa memang benar bahwa Dr.Soetomo lahir di Nganjuk di Desa Ngepeh Kec.Loceret. Bahkan ari-ari beliau diperkirakan tepat berada dibawah patung Dr. Soetomo yang digambarkan sedang duduk menghadap ke selatan, “Keterangan ini berasal dari Siti Nurjanah yang masih kerabat dekat dengan Dr.Soetomo jauh sebelum monumen Dr.Soetomo dibangun”, tambah Sukoco.
Monumen Dr.Soetomo yang ada di Desa Ngepeh
tersebut sebenarnya adalah rumah dari neneknya.
Disaat kabinet orde baru masih eksis, timbul pemikiran dari Menteri Penerangan yang dijabat Harmoko untuk memprakarsai pembangunan sebuah monumen sejarah Dr.Soetomo. Prakarsa untuk membangun sebuah monumen pahlawan Nasional tersebut akhirnya disetujui atau didukung oleh semua pihak baik yang ada di pusat, propinsi maupun daerah.
Berdasarkan komitmen bersama antara Harmoko (Deppen Pusat), Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, akhirnya dibangunlah Monumen Dr.Soetomo yang diresmikan tepat tanggal 6 Mei 1986 untuk menghormati beliau sebagai tokoh pergerakan nasional oleh Harmoko.
Adapun riwayat Dr. Soetomo adalah adalah sebagai berikut :
Menurut urutan silsilah, eyang dari Dr. Soetomo bernama H. Abdurrahman Singowidjojo, bertempat tinggal di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret, sedangkan ayahnya bernama R. Soewadjipoetro, pada tahun 1888 bertempat tinggal di Jombang.
Menurut informasi dari Ibu Kartini salah satu kerabat Dr. Soetomo. Menjelaskan bahwa pada saat ibu Dr.Soetomo yang bernama R. AY. Soedarmi sedang mengandung/bobot sepuh (jawa), oleh nenek ( Eyang putri ) Dr.Soetomo yang bernama R. AY. Sadilah diboyong dengan cara ditandu dari Kabupaten Jombang sampai ke Nganjuk tepatnya di Desa Ngepeh Kec. Loceret. Dan beberapa hari kemudian lahirlah jabang bayi laki-laki yang tidak lain adalah Dr. Sortomo pada tahun 1888. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun akhirnya Soetomo berkembang menjadi pemuda yang gagah dan tampan.
Dari penuturan salah satu kerabat dekat beliau yang sekarang sebagai juru kunci pemakanan khusus keluarga Dr. Soetomo yang bernama Mahmud Akiyat (39) canggah dari Kyai Bunawi bahwa sebenarnya pada masa-masa muda Soetomo ( sebelum menjadi dokter ) adalah sosok pemuda yang cukup bandel. Dia (Soetomo muda) bahkan tidak mau sekolah hingga kadang membuat berang kedua orang tuanya. Akan tetapi karena bimbingan dan pendidikan serta motivasi dan dorongan dari R. Hardjodipoero yang tidak lain adalah pamannya sendiri, akhirnya Soetomo tumbuh menjadi pemuda yang cerdas hingga mampu meraih gelar Dokter.
Setelah bergelar Dokter, Soetomo ternyata juga aktif dalam gerakan-gerakan pemuda yang pada akhirnya mampu membangkitkan semangat para penerus bangsa untuk selalu berjuang demi tegaknya kedaulatan ibu pertiwi tanah tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu maka Dr. Soetomo diberikan gelar sebagai pahlawan pergerakan nasional. Dr. Soetomo meninggal pada tahun 1938 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Surabaya.
Mengingat jasa-jasa beliau yang besar kepada negara maka atas prakarsa Harmoko pada tahun 1985 mulailah dibangun sebuah monumen yang diberi nama monumen Dr. Soetomo. Dengan harapan agar kelak dikemudian hari anak cucu generasi penerus bangsa kita yang tercinta ini dapat meneladani kepahlawanan Dr.Soetomo, demi kemajuan bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar.
Di sebelah selatan monumen Dr. Soetomo + 1 km, terdapat makam khusus keluarga besar R. Singowidjojo. Yang bersemayam dimakam khusus keluarga besar tersebut diantaranya adalah R. Singowidjojo (Eyang kakung Dr.Soetomo), R. AY. Soedarmi Soewadjipoetro (Ibu Dr.Soetomo), R. Hardjodipoero (Paman sekaligus Pendidik Dr.Soetomo), beserta kerabat dekat lain yang masih famili dengan Dr.Soetomo yang telah meninggal seperti Siti Nurjanah, Kyai Bunawi, Sugeng Ari Subuwono. Sedangkan ayah beliau yang bernama R. Soewadjipoetro dimakamkan di Madiun.
Dr.Soetomo merupakan salah satu pahlawan Pergerakan Nasional yang asli berasal dari Nganjuk. Untuk menghormati beliau dibangunlah sebuah monumen sebagai saksi sejarah tentang keberadaan dan kepahlawanannya dalam membela Nusa dan Bangsa
Beberapa pihak masih ada yang belum percaya atau meragukan bahwa Dr.Soetomo asli berasal dari Nganjuk kota kita yang tercinta ini. Dilatar belakangi hal tersebut maka di sini dipaparkan bagaimana proses sampai terbangunnya monumen Dr.Soetomo yang berlokasi di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.
Menurut Sukoco salah satu pemerhati sejarah bumi Anjuk Ladang, menyatakan bahwa memang benar bahwa Dr.Soetomo lahir di Nganjuk di Desa Ngepeh Kec.Loceret. Bahkan ari-ari beliau diperkirakan tepat berada dibawah patung Dr. Soetomo yang digambarkan sedang duduk menghadap ke selatan, “Keterangan ini berasal dari Siti Nurjanah yang masih kerabat dekat dengan Dr.Soetomo jauh sebelum monumen Dr.Soetomo dibangun”, tambah Sukoco.
Monumen Dr.Soetomo yang ada di Desa Ngepeh
tersebut sebenarnya adalah rumah dari neneknya.
Disaat kabinet orde baru masih eksis, timbul pemikiran dari Menteri Penerangan yang dijabat Harmoko untuk memprakarsai pembangunan sebuah monumen sejarah Dr.Soetomo. Prakarsa untuk membangun sebuah monumen pahlawan Nasional tersebut akhirnya disetujui atau didukung oleh semua pihak baik yang ada di pusat, propinsi maupun daerah.
Berdasarkan komitmen bersama antara Harmoko (Deppen Pusat), Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, akhirnya dibangunlah Monumen Dr.Soetomo yang diresmikan tepat tanggal 6 Mei 1986 untuk menghormati beliau sebagai tokoh pergerakan nasional oleh Harmoko.
Adapun riwayat Dr. Soetomo adalah adalah sebagai berikut :
Menurut urutan silsilah, eyang dari Dr. Soetomo bernama H. Abdurrahman Singowidjojo, bertempat tinggal di Desa Ngepeh Kecamatan Loceret, sedangkan ayahnya bernama R. Soewadjipoetro, pada tahun 1888 bertempat tinggal di Jombang.
Menurut informasi dari Ibu Kartini salah satu kerabat Dr. Soetomo. Menjelaskan bahwa pada saat ibu Dr.Soetomo yang bernama R. AY. Soedarmi sedang mengandung/bobot sepuh (jawa), oleh nenek ( Eyang putri ) Dr.Soetomo yang bernama R. AY. Sadilah diboyong dengan cara ditandu dari Kabupaten Jombang sampai ke Nganjuk tepatnya di Desa Ngepeh Kec. Loceret. Dan beberapa hari kemudian lahirlah jabang bayi laki-laki yang tidak lain adalah Dr. Sortomo pada tahun 1888. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun akhirnya Soetomo berkembang menjadi pemuda yang gagah dan tampan.
Dari penuturan salah satu kerabat dekat beliau yang sekarang sebagai juru kunci pemakanan khusus keluarga Dr. Soetomo yang bernama Mahmud Akiyat (39) canggah dari Kyai Bunawi bahwa sebenarnya pada masa-masa muda Soetomo ( sebelum menjadi dokter ) adalah sosok pemuda yang cukup bandel. Dia (Soetomo muda) bahkan tidak mau sekolah hingga kadang membuat berang kedua orang tuanya. Akan tetapi karena bimbingan dan pendidikan serta motivasi dan dorongan dari R. Hardjodipoero yang tidak lain adalah pamannya sendiri, akhirnya Soetomo tumbuh menjadi pemuda yang cerdas hingga mampu meraih gelar Dokter.
Setelah bergelar Dokter, Soetomo ternyata juga aktif dalam gerakan-gerakan pemuda yang pada akhirnya mampu membangkitkan semangat para penerus bangsa untuk selalu berjuang demi tegaknya kedaulatan ibu pertiwi tanah tumpah darah Indonesia. Oleh karena itu maka Dr. Soetomo diberikan gelar sebagai pahlawan pergerakan nasional. Dr. Soetomo meninggal pada tahun 1938 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Surabaya.
Mengingat jasa-jasa beliau yang besar kepada negara maka atas prakarsa Harmoko pada tahun 1985 mulailah dibangun sebuah monumen yang diberi nama monumen Dr. Soetomo. Dengan harapan agar kelak dikemudian hari anak cucu generasi penerus bangsa kita yang tercinta ini dapat meneladani kepahlawanan Dr.Soetomo, demi kemajuan bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar.
Di sebelah selatan monumen Dr. Soetomo + 1 km, terdapat makam khusus keluarga besar R. Singowidjojo. Yang bersemayam dimakam khusus keluarga besar tersebut diantaranya adalah R. Singowidjojo (Eyang kakung Dr.Soetomo), R. AY. Soedarmi Soewadjipoetro (Ibu Dr.Soetomo), R. Hardjodipoero (Paman sekaligus Pendidik Dr.Soetomo), beserta kerabat dekat lain yang masih famili dengan Dr.Soetomo yang telah meninggal seperti Siti Nurjanah, Kyai Bunawi, Sugeng Ari Subuwono. Sedangkan ayah beliau yang bernama R. Soewadjipoetro dimakamkan di Madiun.
Please No Spam and junk, we will remove it !!